BANYAK objek wisata di Wonosobo yang mempunyai nilai kesejahteraan tinggi. Rata-rata objek tersebut merupakan peninggalan para pejuang yang pernah hidup di Dieng. salah satunya yakni objek wisata Bukit Sembrani yang terletak di Dusun Depok, Desa Krinjing, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo.
Sebagai objek wisata tingkat kunjungan di Bukit Sembrani memang belum begitu tinggi. Hanya saja pada musim liburan sekolah bukit ini menjadi salah satu tujuan berwisata alam alias camping para pelajar dari berbagai daerah.
Untuk menuju bukit Sembrani jarak tempuh yang dibutuhkan wisatawan dari pintu masuk kurang lebih hanya 15 menit dengan jalan kaki.
Objek wisata seluas 2 hektare ini terdapat 7 buah gubug buatan untuk peneduh warga.
Di objek wisata ini ada lima petilasan antara lain petilasan jaran sembrani, petilasan bupati Tuban, petilasan kyai Braja Dipha, dan petilasan bekas tempat pembuatan keris.
Sejumlah petilasan itu masih terawat karena antara warga desa setempat dan lembaga masyarakat desa hutan sudah membentuk forum sadar wisata pada dua tahun lalu.
Masih Hijau
Selai menjelajahi sejumlah petilasan, mata wisatawan bisa dimanjakan dengan sejumlah bukit kecil yang berada di ketinggian 1500 di atas permukaan laut. Bukit-bukit disekitarnya masih terlihat hijau.
Bagi wisatawan yang ingin mencoba sensasi medan berat bisa menapaki bukit Sembrani menuju Dieng dengan jarak 3 jam untuk petualang dan 5 jam untuk para pemula.
Kepala Dusun Depok Sucipto mengatakan objek wisata Bukit Sembrani ini sudah dua tahun dikembangkan menjadi lokasi wisata unggulan.
Dikatakannya setiap musim liburan sekolah banyak siswa yang berkemah di atas bukit.
"Bukit ini cocok untuk berkemah dan menikmati pemandangan bukit-bukit," ujarnya.
Dia menjelaskan, menurut cerita sejumlah orang keberadaan petilasan Bupati Tuban yakni pada waktu perang Diponegoro, Bupati Tuban dan sejumlah anak buah melakukan gerilya dan berada di perbukitan dengan menggunakan kuda Sembrani.
Waktu itu Bupati dan rombongan menetap di bukit cukup lama karena disana terdapat mata air dan sumber alam yang melimpah. (Edy Purnomo-86 Suara Merdeka cetak, Kamis 21 Februari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar