Pesona Negeri Di Atas Awan .
Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.[1][2] Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang (sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti
Yellowstone ataupun
Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah
kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies
bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di
bumi.
Dari sekian banyak pesona yang terdapat di negeri di atas awan (Dieng) menjadi tujuan wisata bagi saya untuk melihat malam pergantian tahun 2014-2015.
saya sendiri penduduk asli wonosobo namun untuk wisata di dieng belum semua saya jajaki, termaksud Gunung Prau yang termasud tempat wisata di Negeri di atas awan.
Saya adalah penduduk asli pedalaman sumbing,kalo anak-anak si biiasa manggi (APED-SUm) :D